Sejarah Lengkap Penjualan Pulau Manhattan (New York) kepada Amerika Serikat oleh Belanda (1626).

Penjualan Pulau Manhattan adalah salah satu peristiwa sejarah yang paling terkenal terkait dengan kolonisasi Amerika Utara. Berikut adalah garis besar sejarah lengkap tentang penjualan Pulau Manhattan kepada Belanda:
Latar Belakang
Pada awal abad ke-17, bangsa Eropa mulai menjelajahi dan menjajah wilayah-wilayah baru di Amerika Utara. Salah satu perusahaan yang terlibat dalam eksplorasi ini adalah Perusahaan Hindia Barat Belanda (Dutch West India Company), yang didirikan pada tahun 1621 untuk mempromosikan kepentingan perdagangan Belanda di dunia baru.
Pembelian Pulau Manhattan
Pada tahun 1624, Belanda mendirikan koloni permanen pertama mereka di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Albany, New York. Mereka menyebut koloni ini "Nieuw-Nederland" (Belanda Baru). Pada tahun 1626, seorang direktur kolonial Belanda bernama Peter Minuit dikirim untuk mengelola koloni ini.
Menurut cerita yang populer, pada tahun 1626, Peter Minuit membeli Pulau Manhattan dari penduduk asli Lenape dengan harga sekitar 60 gulden (kira-kira setara dengan $24 pada waktu itu) dalam bentuk barang-barang dagang, seperti manik-manik kaca, peralatan besi, dan pakaian. Transaksi ini dikenal sebagai salah satu penjualan tanah yang paling menguntungkan dalam sejarah.
Penjualan dan Dampaknya
Meskipun penjualan tersebut mungkin tampak sangat murah dengan standar saat ini, bagi penduduk asli Lenape, konsep kepemilikan tanah seperti yang dipahami oleh bangsa Eropa tidaklah dikenal. Mereka mungkin melihat transaksi tersebut lebih sebagai perjanjian untuk berbagi atau menggunakan tanah secara bersama-sama.
Setelah pembelian ini, Belanda mendirikan kota Nieuw Amsterdam di ujung selatan Pulau Manhattan, yang menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan kolonial Belanda di Amerika Utara. Kota ini berkembang pesat sebagai pusat perdagangan karena lokasinya yang strategis di mulut Sungai Hudson.
Pergantian Kekuasaan
Pada tahun 1664, Inggris merebut koloni Belanda di Nieuw-Nederland tanpa banyak perlawanan dan menamakan kembali kota Nieuw Amsterdam menjadi New York, sebagai penghormatan kepada Duke of York (kemudian Raja James II dari Inggris). Perjanjian Breda pada tahun 1667 secara resmi mengakhiri konflik antara Belanda dan Inggris, dan Inggris mempertahankan kontrol atas New York.
Warisan
Pulau Manhattan kini menjadi salah satu pusat kota paling ikonik dan penting di dunia, sebagai bagian dari New York City. Warisan Belanda masih dapat dilihat dalam banyak nama tempat, arsitektur, dan pengaruh budaya di kota ini.
Penjualan Pulau Manhattan tetap menjadi salah satu cerita yang paling menarik dalam sejarah Amerika, menggambarkan interaksi awal antara bangsa Eropa dan penduduk asli Amerika serta dampak jangka panjang dari kolonisasi Eropa di benua tersebut.
Comments
Post a Comment