Kerusuhan Mei 1998: Titik Balik Reformasi Indonesia

Kerusuhan Mei 1998 adalah serangkaian kerusuhan sosial yang terjadi pada 12-15 Mei 1998 di beberapa kota besar di Indonesia, terutama Jakarta, Medan, dan Surakarta (Solo). Peristiwa ini dipicu oleh krisis ekonomi, ketidakpuasan terhadap pemerintahan Presiden Soeharto, serta sentimen rasial. Kerusuhan ini berujung pada jatuhnya rezim Orde Baru dan awal dari era Reformasi.
Latar Belakang Kerusuhan Mei 1998
Krisis Ekonomi Asia (1997-1998)Nilai tukar rupiah jatuh drastis dari Rp2.500/USD menjadi lebih dari Rp15.000/USD.
Inflasi tinggi menyebabkan harga kebutuhan pokok melonjak dan daya beli masyarakat menurun.
Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Soeharto
Pemerintahan Orde Baru dianggap korup dan nepotisme merajalela.
Mahasiswa di berbagai universitas mulai melakukan demonstrasi menuntut Reformasi dan turunnya Soeharto.
Penembakan Trisakti (12 Mei 1998)
Empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak aparat saat demonstrasi damai di Jakarta.
Kematian mereka memicu kemarahan publik dan memperparah situasi politik.
Kronologi Kerusuhan Mei 1998
12 Mei 1998
Tragedi Trisakti: Aparat keamanan menembak mati 4 mahasiswa UI Trisakti saat demonstrasi.
Mahasiswa dan masyarakat semakin marah terhadap pemerintahan Soeharto.
13-15 Mei 1998
Kerusuhan besar di Jakarta, Medan, Solo, dan beberapa kota lain.
Terjadi penjarahan, pembakaran, dan kekerasan, terutama terhadap etnis Tionghoa.
Banyak pusat perbelanjaan, toko, dan kendaraan dibakar.
Kasus pelecehan seksual massal terhadap perempuan etnis Tionghoa mencuat.
16-21 Mei 1998
Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR menuntut Reformasi.
Soeharto akhirnya mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, setelah berkuasa selama 32 tahun.
Dampak Kerusuhan Mei 1998
Jatuhnya Soeharto & Awal Reformasi
Soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh BJ Habibie sebagai presiden.
Dimulainya era demokrasi dan kebebasan pers di Indonesia.
Amandemen UUD 1945 & Demokratisasi
Presiden dibatasi hanya boleh menjabat dua periode.
Pemilu yang lebih demokratis mulai diterapkan.
Rekonsiliasi Nasional & Perlindungan HAM
Investigasi dilakukan atas pelanggaran HAM dalam kerusuhan.
Pemerintah meminta maaf kepada komunitas Tionghoa Indonesia atas tragedi tersebut.
Larangan budaya Tionghoa seperti Imlek dan penggunaan nama Tionghoa dicabut.
Kesimpulan
Kerusuhan Mei 1998 adalah peristiwa tragis yang menjadi titik balik politik Indonesia. Peristiwa ini menandai akhirnya Orde Baru dan lahirnya era Reformasi, tetapi juga meninggalkan luka mendalam, terutama bagi komunitas Tionghoa dan korban pelanggaran HAM.
Comments
Post a Comment