Sejarah Lengkap Inter Milan: Kebangkitan Nerazzurri
Asal Usul dan Identitas Unik
FC Internazionale Milano lahir pada 9 Maret 1908, sebagai hasil perpecahan dari AC Milan. Klub ini didirikan oleh sekelompok anggota yang ingin membuka ruang bagi pemain asing untuk bermain di Italia, sehingga nama "Internazionale" dipilih sebagai simbol keterbukaan.
Berbeda dengan rival sekotanya, AC Milan, yang pada awalnya menolak terlalu banyak pemain asing, Inter sejak awal menganut nilai keragaman dan inklusivitas. Inilah mengapa Inter selalu memiliki identitas sebagai klub yang internasional secara visi, komposisi pemain, dan filosofi.
Era Klasik dan Kejayaan Dini
Inter memenangkan gelar Serie A pertamanya pada tahun 1910, hanya dua tahun setelah berdiri. Klub terus menunjukkan konsistensi di level domestik dan menjadi kekuatan mapan di Italia. Namun, kejayaan sejati datang pada era 1960-an, saat Helenio Herrera menjadi pelatih. Ia memperkenalkan sistem catenaccio yang revolusioner dan membawa Inter ke level tertinggi. Bersama pemain seperti Sandro Mazzola, Giacinto Facchetti, dan Luis Suárez Miramontes, Inter memenangkan dua Piala Champions (1964, 1965) dan dikenal sebagai "La Grande Inter", salah satu tim terkuat sepanjang masa.
Pasang Surut Era Modern: 1980–2000-an
Meskipun Inter tetap menjadi klub besar, mereka mengalami masa kering gelar liga selama hampir dua dekade. Dalam periode ini, mereka tetap kompetitif, namun sering kalah saing dengan Juventus dan AC Milan.
Nama-nama seperti Lothar Matthäus, Ronaldo Nazário, Bergomi, dan Zanetti pernah menjadi bagian dari klub, namun keberhasilan di Serie A jarang tercapai. Trofi Eropa terakhir mereka sebelum era modern adalah UEFA Cup 1998, ketika Ronaldo muda tampil gemilang.
Meskipun Inter tetap menjadi klub besar, mereka mengalami masa kering gelar liga selama hampir dua dekade. Dalam periode ini, mereka tetap kompetitif, namun sering kalah saing dengan Juventus dan AC Milan.
Nama-nama seperti Lothar Matthäus, Ronaldo Nazário, Bergomi, dan Zanetti pernah menjadi bagian dari klub, namun keberhasilan di Serie A jarang tercapai. Trofi Eropa terakhir mereka sebelum era modern adalah UEFA Cup 1998, ketika Ronaldo muda tampil gemilang.
Treble Bersejarah 2010 – Masa Puncak Nerazzurri
Di bawah asuhan José Mourinho, Inter Milan mencapai puncak tertinggi dalam sejarah klub pada musim 2009–2010. Dengan kombinasi pemain berpengalaman seperti Zanetti, Cambiasso, Milito, Sneijder, Maicon, dan Samuel Eto’o, Inter tampil dominan di semua kompetisi.
Mereka memenangkan Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions — mencetak sejarah sebagai klub Italia pertama yang meraih treble winners. Kemenangan 2-0 atas Bayern München di final Liga Champions menjadi klimaks dari era emas ini. Namun, sepeninggal Mourinho, klub mengalami kekacauan manajemen dan perlahan memasuki fase kejatuhan.
Masa Krisis dan Transformasi (2011–2018)
Pasca treble, Inter terjebak dalam ketidakpastian. Banyak pelatih datang dan pergi, dan klub sering berganti strategi tanpa arah yang jelas. Mereka gagal lolos ke Liga Champions selama bertahun-tahun, dan terkadang bahkan kesulitan finis di zona Eropa.
Pada 2016, kepemilikan klub berpindah ke konglomerat Tiongkok, Suning Holdings Group, yang memulai restrukturisasi besar-besaran. Dengan investasi yang bertahap namun terukur, Inter mulai membangun kembali skuad dan struktur manajemen.
Kebangkitan di Bawah Antonio Conte (2019–2021)
Kebangkitan sejati dimulai saat Antonio Conte ditunjuk sebagai pelatih pada 2019. Dengan gaya permainan langsung, intens, dan efektif, Conte menyusun skuad yang solid dengan kombinasi pemain muda dan senior.
Duet Lautaro Martínez dan Romelu Lukaku menjadi ujung tombak menakutkan, didukung oleh lini tengah kuat seperti Nicolò Barella dan Marcelo Brozović, serta pertahanan tangguh yang dikomandoi oleh Milan Škriniar dan Stefan de Vrij. Pada musim 2020–21, Inter akhirnya meraih Scudetto, mengakhiri dominasi 9 tahun Juventus. Ini adalah simbol kebangkitan dan titik balik penting.
Era Simone Inzaghi: Stabilitas dan Ambisi Eropa
Setelah Conte pergi, Simone Inzaghi melanjutkan warisan dengan pendekatan yang lebih fleksibel. Meski beberapa pemain kunci seperti Lukaku dan Hakimi dilepas karena kendala finansial, Inzaghi tetap mampu menjaga level kompetitif tim.
Inter memenangkan Coppa Italia dan Supercoppa Italiana, serta tampil luar biasa di Eropa. Pada musim 2022–23, Inter mencapai final Liga Champions — pertama kalinya sejak 2010. Meskipun kalah tipis dari Manchester City, penampilan tersebut membuktikan bahwa Inter kembali menjadi pemain utama di Eropa.
Musim 2023–2024: Dominasi Kembali di Serie A
Pada musim 2023–24, Inter tampil luar biasa di Serie A. Dengan pertahanan terbaik di liga, serangan efektif, dan kedalaman skuad yang merata, mereka merebut Scudetto ke-20 dalam sejarah klub. Gelar ini menandai bintang kedua di lambang klub, pencapaian yang hanya bisa diraih klub dengan 20 gelar liga. Nama-nama seperti Lautaro Martínez (sebagai kapten), Hakan Çalhanoğlu, dan Denzel Dumfries menjadi kunci sukses Nerazzurri. Inzaghi kini dipandang sebagai salah satu pelatih top di Italia.
Filosofi Klub: Internasional, Elegan, dan Berani
Inter selalu menjadi klub dengan karakter kuat. Mereka tidak pernah takut untuk berbeda, terbuka terhadap pemain dari seluruh dunia, dan sering menjadi pelopor dalam gaya bermain maupun rekrutmen pemain asing.
Mereka bukan hanya “klub sepak bola”, tetapi simbol kota Milan yang berani dan progresif. Inter juga dikenal memiliki tifosi fanatik, dengan "Curva Nord" menjadi salah satu kelompok suporter paling loyal di Italia.
Rivalitas Abadi: Derby della Madonnina
Pertandingan antara Inter dan AC Milan adalah salah satu derby terbesar di dunia. Laga ini bukan hanya tentang tiga poin, tapi soal sejarah, kebanggaan kota Milan, dan identitas klub. Derby della Madonnina selalu dipenuhi dengan emosi, koreografi megah, dan momen legendaris. Baik menang atau kalah, derby ini adalah pertunjukan sepak bola sejati.
Kesimpulan: Inter Milan Hari Ini dan Masa Depan
Inter Milan telah melewati segala macam pasang surut: dari kejayaan La Grande Inter, kemegahan treble bersama Mourinho, hingga keterpurukan dan akhirnya kebangkitan kembali bersama Conte dan Inzaghi.
Kini, Inter berdiri kokoh sebagai klub yang telah beradaptasi dengan era modern, dengan struktur finansial yang lebih sehat, akademi yang berkembang, dan skuad yang kompetitif di level tertinggi. Mereka bukan hanya bangkit — mereka kembali untuk menang, dan dunia sepak bola tahu: jika Nerazzurri sudah menyala, sulit untuk menghentikannya.
Comments
Post a Comment