AS Roma: Sejarah Lengkap Klub Ibu Kota Italia yang Penuh Prestasi dan Perjuangan

Pendahuluan
Associazione Sportiva Roma, lebih dikenal sebagai AS Roma, adalah salah satu klub sepak bola paling ikonik di Italia. Berdiri pada 1927, klub ini telah menjadi simbol ibu kota Italia dan memiliki sejarah panjang yang penuh liku-liku, mulai dari kejayaan domestik, perjalanan di kompetisi Eropa, hingga pengaruh budaya dan politik di sekitar klub.
Asal Usul dan Pendirian Klub
AS Roma didirikan pada 22 Juli 1927 melalui penggabungan tiga klub yang berbasis di kota Roma: Roman FC, SS Alba-Audace, dan Fortitudo-Pro Roma SGS. Penggabungan ini diprakarsai oleh Italo Foschi, seorang pejabat di rezim fasis saat itu, dengan tujuan menciptakan klub kuat dari ibu kota yang bisa menyaingi dominasi klub-klub dari Italia utara seperti Juventus dan AC Milan.
Satu klub lain, Lazio, menolak bergabung dan tetap berdiri sendiri, sehingga muncul rivalitas yang sangat panas di kemudian hari, yang dikenal sebagai Derby della Capitale.
Stadion dan Identitas
AS Roma sejak 1953 memainkan pertandingan kandangnya di Stadio Olimpico, yang juga digunakan bersama oleh rival sekotanya, SS Lazio. Stadion ini berkapasitas sekitar 70.000 penonton dan menjadi salah satu simbol penting kota Roma.
Warna tradisional klub adalah merah marun dan kuning emas, yang mencerminkan lambang kota Roma. Julukan klub antara lain "Giallorossi" (Merah dan Kuning) dan "La Lupa" (Sang Serigala), terinspirasi dari legenda pendiri kota Roma, Romulus dan Remus, yang disusui oleh serigala betina.
Era Awal (1927–1940an)
AS Roma mulai bermain di kompetisi profesional Italia sejak musim 1929–30 saat Serie A pertama kali dibentuk dalam format liga. Dalam dekade-dekade awal, AS Roma menunjukkan potensi besar namun belum menjadi kekuatan dominan.
Prestasi besar pertama datang pada musim 1941–42 ketika Roma berhasil meraih Scudetto pertamanya di bawah pelatih Alfredo Foni. Ini adalah momen bersejarah karena AS Roma menjadi klub Italia pertama dari selatan yang menjuarai Serie A.
Masa Pasang Surut (1950–1970an)
Setelah kejayaan awal, AS Roma menjalani masa-masa sulit. Mereka terombang-ambing di papan tengah klasemen dan bahkan sempat terdegradasi ke Serie B pada musim 1951–52. Namun mereka langsung kembali promosi pada musim berikutnya.
Pada periode ini, Roma berhasil meraih beberapa gelar minor, seperti Coppa Italia pada tahun 1964 dan 1969, serta memenangkan kompetisi Inter-Cities Fairs Cup (pendahulu UEFA Cup) pada 1961, sebuah pencapaian besar di Eropa.
Era Keemasan Bersama Nils Liedholm dan Bruno Conti (1980-an)
AS Roma mengalami kebangkitan besar di era 1980-an di bawah pelatih legendaris Swedia, Nils Liedholm. Dipimpin oleh pemain seperti Bruno Conti, Roberto Pruzzo, dan Agostino Di Bartolomei, AS Roma menantang dominasi klub utara dan meraih gelar Serie A keduanya pada musim 1982–83.
Mereka juga tampil di final Piala Eropa 1984 (sekarang Liga Champions), namun harus takluk dari Liverpool lewat adu penalti di Stadion Olimpico.
Totti dan Era 1990-an hingga 2010-an
Nama Francesco Totti identik dengan AS Roma. Totti memulai debutnya pada 1992 dan menjadi ikon klub selama lebih dari dua dekade. Dikenal sebagai "Il Capitano", Totti menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub dan pemain dengan penampilan terbanyak.
Prestasi besar berikutnya datang pada musim 2000–01 ketika Roma, di bawah pelatih Fabio Capello dan dengan bintang-bintang seperti Gabriel Batistuta, Vincenzo Montella, dan Totti, meraih gelar Serie A ketiga mereka. Namun, era ini juga diwarnai dengan banyak "nyaris juara" dan kegagalan di final Coppa Italia serta posisi runner-up di Serie A selama beberapa musim.
Perubahan Kepemilikan dan Era Internasional
Pada tahun 2011, James Pallotta, pengusaha asal Amerika Serikat, mengambil alih klub, menjadikan AS Roma sebagai klub Italia pertama yang dimiliki mayoritas asing.
Meski investasi mengalir dan proyek stadion baru dirancang, klub masih kesulitan merebut kembali dominasi di Serie A. Namun mereka tampil cukup impresif di Eropa, termasuk mencapai semifinal Liga Champions 2017–18, menyingkirkan Barcelona dengan comeback legendaris.
Jose Mourinho dan Kemenangan Liga Konferensi Eropa
Pada 2021, AS Roma menunjuk Jose Mourinho sebagai pelatih kepala. Di bawah arahannya, AS Roma berhasil meraih gelar UEFA Europa Conference League pada musim 2021–22, trofi Eropa besar pertama dalam sejarah klub.
Gelar ini sangat penting karena membangkitkan semangat dan harapan para tifosi setelah bertahun-tahun paceklik prestasi besar.
AS Roma Hari Ini
AS Roma saat ini berusaha membangun kembali reputasinya sebagai kekuatan utama Serie A dan Eropa. Dengan fondasi muda yang kuat dan pelatih berpengalaman seperti Mourinho, klub ini terus berkembang meski belum konsisten di papan atas Serie A.
Kontribusi Sosial dan Budaya
AS Roma bukan hanya klub sepak bola. Mereka aktif dalam berbagai inisiatif sosial, seperti kampanye antirasisme, penggalangan dana untuk kesehatan mental, hingga bantuan kemanusiaan global. Klub ini juga terlibat dalam pengembangan akademi dan komunitas lokal.
Kesimpulan
AS Roma merupakan representasi kuat dari semangat dan identitas kota Roma. Dengan sejarah panjang yang melibatkan kemenangan, perjuangan, dan loyalitas yang luar biasa dari para suporternya, AS Roma tetap menjadi salah satu klub paling berpengaruh di Italia dan Eropa. Kisah mereka adalah tentang gairah, kebanggaan, dan keteguhan dalam menghadapi segala rintangan, menjadikan mereka lebih dari sekadar klub sepak bola, tetapi simbol budaya dan semangat Italia selatan.
Comments
Post a Comment