Sejarah Lengkap Sukabumi
Asal Usul Nama Sukabumi
Nama Sukabumi diyakini berasal dari bahasa Sunda, yang terdiri dari dua kata: suka yang berarti "senang" dan bumi yang berarti "tempat" atau "tanah". Secara harfiah, Sukabumi dapat diartikan sebagai "tanah yang menyenangkan" atau "tempat yang menyenangkan untuk ditinggali". Nama ini mulai populer pada awal abad ke-19 ketika seorang pejabat Belanda bernama Dr. Andries de Wilde menetap di kawasan ini dan memberi nama Soekaboemi pada perkebunan kopi miliknya karena kondisi iklim dan alamnya yang menyenangkan.
Masa Pra-Kolonial
Sebelum kedatangan Belanda, wilayah Sukabumi merupakan bagian dari Kerajaan Sunda dan kemudian Kesultanan Banten. Kawasan ini dikenal sebagai daerah pertanian dan perbukitan yang subur, dihuni oleh masyarakat Sunda yang hidup dari hasil bumi seperti padi, kopi, dan tanaman hutan. Beberapa wilayah Sukabumi juga dikenal sebagai jalur perdagangan antara pedalaman dan pesisir selatan Jawa Barat.
Zaman Kolonial Belanda
Sukabumi mulai berkembang secara signifikan pada abad ke-18 dan ke-19 ketika VOC dan kemudian pemerintah Hindia Belanda mengeksploitasi wilayah ini untuk komoditas ekspor seperti kopi, teh, dan kina. Pada tahun 1776, Pemerintah Hindia Belanda membentuk wilayah administratif di kawasan Priangan, termasuk Sukabumi. Sukabumi menjadi kawasan strategis karena iklimnya yang sejuk dan cocok untuk perkebunan Eropa.
Salah satu tokoh penting pada masa ini adalah Dr. Andries de Wilde, seorang dokter militer Belanda yang pada tahun 1811 mendirikan perkebunan di Tjikole (kini Sukabumi). Ia menamakan wilayah tersebut Soekaboemi, yang kemudian menjadi cikal bakal nama Sukabumi.
Pada tahun 1926, Sukabumi ditetapkan sebagai Gemeente atau kota administratif oleh pemerintah kolonial. Kota ini menjadi tempat peristirahatan bagi pejabat Belanda dan menjadi salah satu pusat pendidikan serta perkebunan penting di Jawa Barat.
Perjuangan Kemerdekaan
Pada masa pendudukan Jepang (1942–1945), Sukabumi mengalami penderitaan seperti daerah lainnya di Indonesia. Banyak masyarakat dipaksa menjadi romusha (kerja paksa) dan terjadi kekurangan pangan serta penindasan. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Sukabumi ikut ambil bagian dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda.
Wilayah Sukabumi juga menjadi basis gerilya tentara republik dan rakyat dalam mempertahankan kedaulatan. Banyak pejuang lokal yang ikut serta dalam pertempuran dan menjaga wilayah dari upaya Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.
Era Orde Lama dan Orde Baru
Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 1949, Sukabumi resmi menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pemerintahan daerah mulai dibentuk dan pembangunan infrastruktur dimulai. Pada tahun 1975, Kota Sukabumi dipisahkan dari Kabupaten Sukabumi dan menjadi daerah administratif tersendiri.
Selama era Orde Baru, Sukabumi dikenal sebagai daerah penyangga industri dan pertanian. Pemerintah pusat mendorong pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan pariwisata. Kawasan seperti Pelabuhan Ratu dan Gunung Gede menjadi destinasi populer.
Masa Kini
Saat ini, Sukabumi berkembang menjadi kawasan urban dan wisata yang terus tumbuh. Kota Sukabumi dikenal sebagai salah satu kota dengan udara terbersih di Indonesia. Kabupaten Sukabumi sendiri merupakan kabupaten terluas di Jawa Barat dan memiliki potensi alam, industri, dan pariwisata yang besar.
Kawasan Geopark Ciletuh menjadi salah satu kebanggaan karena telah diakui UNESCO sebagai Geopark Global, mengukuhkan posisi Sukabumi sebagai daerah yang penting dalam pelestarian lingkungan dan sejarah geologis dunia.
Kesimpulan
Sejarah Sukabumi adalah cerminan perjalanan panjang bangsa Indonesia: dari masa kerajaan, penjajahan, perjuangan kemerdekaan, hingga masa pembangunan dan modernisasi. Keindahan alam dan kekayaan budaya menjadikan Sukabumi sebagai daerah yang bukan hanya menarik untuk dikunjungi, tetapi juga penting untuk dipelajari.
Comments
Post a Comment