Kejayaan Abadi Kerajaan Majapahit: Sejarah yang Tak Pernah Padam

Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Nama Majapahit selalu identik dengan kejayaan nusantara, sebuah simbol persatuan bangsa yang menjadi cikal bakal lahirnya Indonesia modern. Berdiri pada akhir abad ke-13, kerajaan ini mampu menyatukan wilayah kepulauan nusantara yang sangat luas, bahkan menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan negara-negara besar di Asia. Sejarah panjang Majapahit bukan hanya kisah tentang perebutan tahta, strategi politik, atau pertempuran sengit, tetapi juga tentang warisan budaya, sastra, arsitektur, dan nilai-nilai luhur yang masih dapat kita rasakan hingga sekarang.
Awal mula Majapahit erat kaitannya dengan keruntuhan Kerajaan Singasari. Pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, Singasari berambisi memperluas pengaruh ke berbagai daerah, namun serangan dari Jayakatwang, penguasa Kediri, menghancurkan Singasari. Dari peristiwa itu, Raden Wijaya, menantu Kertanegara, berhasil melarikan diri dan menyusun kekuatan. Dengan kecerdikan politik, ia mendapatkan dukungan pasukan Mongol yang awalnya datang untuk menaklukkan Jawa karena penghinaan Kertanegara terhadap Kubilai Khan. Namun setelah berhasil memanfaatkan kekuatan Mongol untuk mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya justru berbalik menyerang pasukan Mongol hingga mereka terusir dari Jawa. Dari sinilah, tahun 1293, lahirlah Kerajaan Majapahit dengan Raden Wijaya sebagai raja pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
Masa awal Majapahit tidak mudah. Banyak pemberontakan terjadi dari para pengikut dan pejabat tinggi yang merasa tidak puas. Namun, dengan kecerdikan politik dan kemampuan militer, Raden Wijaya berhasil mempertahankan kekuasaan. Setelah ia wafat, tahta dilanjutkan oleh anaknya Jayanegara. Namun masa pemerintahan Jayanegara diwarnai dengan banyak pemberontakan internal, bahkan ia dijuluki raja yang kurang bijaksana. Kondisi ini hampir menggoyahkan Majapahit, tetapi kehadiran Mahapatih Gajah Mada kemudian menjadi titik balik kejayaan.
Ketika Tribhuwana Tunggadewi naik tahta menggantikan Jayanegara, Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Amangkubumi. Pada saat inilah muncul ikrar terkenal yang dikenal sebagai Sumpah Palapa. Dalam sumpahnya, Gajah Mada berjanji tidak akan menikmati palapa (kenikmatan duniawi) sebelum berhasil menyatukan nusantara di bawah panji Majapahit. Sumpah ini bukan sekadar kata-kata kosong, tetapi benar-benar diwujudkan dalam ekspansi besar-besaran Majapahit. Perlahan-lahan, kerajaan-kerajaan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, bahkan hingga sebagian Papua, berhasil ditaklukkan atau masuk dalam pengaruh Majapahit. Hubungan dagang dan diplomasi juga merambah hingga ke Tiongkok, India, Campa, Siam, bahkan sampai ke Filipina.
Puncak kejayaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang didampingi oleh Gajah Mada. Inilah masa keemasan yang selalu dikenang dalam sejarah Indonesia. Hayam Wuruk dikenal sebagai raja yang bijaksana, cerdas, dan visioner, sementara Gajah Mada sebagai mahapatih memiliki strategi politik dan militer yang luar biasa. Perpaduan keduanya menjadikan Majapahit sebagai kerajaan besar dengan pengaruh yang sangat luas. Catatan sejarah, baik dari dalam negeri melalui kitab-kitab seperti Nagarakretagama karya Mpu Prapanca maupun catatan luar negeri, menggambarkan luasnya wilayah Majapahit yang membentang hampir seluruh kepulauan nusantara.
Majapahit tidak hanya kuat dalam hal politik dan militer, tetapi juga dalam bidang kebudayaan. Di bawah naungan kerajaan ini, lahirlah karya sastra agung, arsitektur megah, serta seni yang berkembang pesat. Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular misalnya, mengandung kalimat “Bhinneka Tunggal Ika” yang hingga kini menjadi semboyan bangsa Indonesia. Kalimat ini menunjukkan pemikiran luhur tentang persatuan dalam keberagaman, sebuah konsep yang sangat relevan bagi masyarakat nusantara yang multikultural. Selain itu, banyak candi dibangun sebagai simbol spiritual dan politik, walaupun sebagian besar kini hanya tersisa reruntuhan.
Majapahit juga dikenal sebagai pusat perdagangan internasional. Letak geografisnya yang strategis membuat kerajaan ini menjadi simpul jalur perdagangan maritim. Komoditas seperti rempah-rempah, beras, emas, dan kain menjadi barang dagangan utama. Pedagang dari Tiongkok, India, hingga Arab datang ke pelabuhan-pelabuhan Majapahit untuk berdagang. Keberadaan jalur perdagangan ini memperkaya Majapahit secara ekonomi sekaligus memperkuat posisinya di kancah internasional. Namun, kejayaan itu perlahan memudar setelah wafatnya Gajah Mada dan Hayam Wuruk. Persaingan internal dalam perebutan tahta semakin memperlemah kerajaan. Munculnya faksi-faksi istana, terutama antara keluarga raja, menimbulkan perang saudara. Salah satu konflik terbesar adalah Perang Paregreg yang terjadi antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi. Perang ini melemahkan stabilitas Majapahit, membuat daerah-daerah vasal mulai melepaskan diri, dan mempercepat kehancuran.
Faktor lain yang mempercepat runtuhnya Majapahit adalah masuknya pengaruh Islam di pesisir utara Jawa. Kerajaan-kerajaan Islam baru mulai berdiri, seperti Demak, yang kemudian menjadi penerus kekuasaan setelah Majapahit. Proses islamisasi berlangsung damai melalui jalur perdagangan dan dakwah para wali, sehingga perlahan pengaruh Hindu-Buddha Majapahit semakin berkurang. Pada akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16, Majapahit benar-benar runtuh, dan Demak muncul sebagai kerajaan besar baru di Jawa.
Meski Majapahit telah runtuh, warisan sejarahnya tetap hidup. Konsep persatuan nusantara yang dicetuskan Gajah Mada menjadi inspirasi bagi perjuangan bangsa Indonesia di era modern. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” masih dipegang sebagai dasar kebangsaan, sementara nilai-nilai kejayaan maritim Majapahit menjadi cermin bahwa Indonesia pernah menjadi bangsa pelaut yang disegani dunia. Selain itu, karya sastra, seni, dan arsitektur peninggalan Majapahit tetap menjadi bukti peradaban tinggi yang lahir dari bumi nusantara.
Sejarah Kerajaan Majapahit bukan hanya cerita masa lalu, melainkan juga pengingat bahwa persatuan adalah kunci kejayaan. Dari sebuah kerajaan kecil yang lahir dari konflik, Majapahit mampu menjelma menjadi kerajaan besar dengan pengaruh internasional. Dari sumpah seorang mahapatih, lahir cita-cita besar untuk menyatukan nusantara. Dari karya sastra dan budaya, lahir pemikiran luhur yang masih relevan hingga kini. Majapahit adalah cermin bahwa Indonesia memiliki sejarah besar yang dapat menjadi fondasi membangun masa depan yang gemilang.
Keberanian, kecerdikan politik, kejayaan maritim, hingga keindahan budaya Majapahit adalah warisan abadi yang tak akan pernah padam. Bagi bangsa Indonesia, mengenang Majapahit adalah mengenang sebuah identitas, sebuah bukti bahwa nenek moyang kita adalah bangsa besar yang mampu menguasai lautan, mempersatukan wilayah luas, serta meninggalkan warisan yang menginspirasi generasi demi generasi. Karena itu, Majapahit bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga semangat yang terus hidup dalam jiwa bangsa ini.
Comments
Post a Comment