Sejarah Lengkap Pembunuhan Bung Tomo (1945) selama Revolusi Nasional Indonesia

Bung Tomo, atau Sutomo, adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang terkenal atas perannya dalam Pertempuran Surabaya pada November 1945. Ia adalah salah satu tokoh yang paling dikenal dan dihormati dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun, informasi tentang pembunuhan Bung Tomo pada tahun 1945 tidak benar, karena Bung Tomo tidak dibunuh selama Revolusi Nasional Indonesia dan ia hidup hingga tahun 1981. Berikut adalah sejarah singkat tentang peran Bung Tomo selama Revolusi Nasional Indonesia:
Latar Belakang
Kelahiran dan Pendidikan: Sutomo lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya. Ia aktif dalam organisasi kepanduan dan kemudian bergabung dengan Gerakan Pemuda. Peran dalam Perang Dunia II: Selama pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945), Bung Tomo terlibat dalam gerakan bawah tanah melawan penjajah.
Peran dalam Revolusi Nasional Indonesia
Pertempuran Surabaya (1945): Peran Bung Tomo paling terkenal adalah dalam Pertempuran Surabaya pada November 1945. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Inggris datang ke Indonesia untuk melucuti senjata tentara Jepang. Namun, kehadiran pasukan Inggris bersama tentara Belanda memicu ketegangan dengan rakyat Indonesia. Panggilan Perlawanan: Bung Tomo menjadi ikon perlawanan rakyat Surabaya dengan pidato-pidatonya yang menggebu-gebu melalui radio, menginspirasi pemuda dan rakyat untuk melawan pasukan Sekutu. Salah satu pidatonya yang terkenal berbunyi, "Lebih baik kita hancur daripada dijajah kembali." Pertempuran 10 November: Pertempuran besar pecah pada 10 November 1945, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan. Meskipun banyak korban di pihak Indonesia, semangat perlawanan rakyat Surabaya menjadi simbol penting dalam perjuangan kemerdekaan.
Kehidupan Setelah Revolusi
Karier Politik: Setelah Revolusi Nasional, Bung Tomo aktif dalam politik dan pernah menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran dan Menteri Sosial dalam Kabinet Kerja I di bawah pemerintahan Presiden Soekarno. Kontroversi dan Penangkapan: Pada masa Orde Baru, Bung Tomo sempat ditahan pada tahun 1978 karena kritikannya terhadap pemerintah, namun kemudian dibebaskan.
Kematian
Bung Tomo meninggal pada 7 Oktober 1981 di Arafah, Arab Saudi, saat menjalankan ibadah haji. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Surabaya, kota yang menjadi saksi bisu dari perjuangannya.
Warisan dan Penghargaan
Pahlawan Nasional: Bung Tomo diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hari Pahlawan: Setiap tanggal 10 November, Indonesia memperingati Hari Pahlawan untuk mengenang Pertempuran Surabaya dan pengorbanan para pejuang, termasuk Bung Tomo. Bung Tomo tetap menjadi simbol keberanian dan semangat perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan. Pidato-pidatonya yang penuh semangat masih dikenang dan menginspirasi generasi muda Indonesia hingga hari ini.
Comments
Post a Comment