Sejarah Lengkap Perang Teluk Persia (1990-1991) - Konflik antara Irak dan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat
1. Latar Belakang dan Penyebab
Invasi Irak ke Kuwait:
Pada 2 Agustus 1990, Irak, di bawah kepemimpinan Presiden Saddam Hussein, melancarkan invasi ke Kuwait. Irak mengklaim bahwa Kuwait telah memompa minyak dari ladang minyak yang mengarah ke Irak dan menambah utang-utang yang belum dibayar dari Perang Iran-Irak. Invasinya juga dipicu oleh keinginan Irak untuk menguasai sumber daya minyak Kuwait dan mendapatkan kekuatan politik dan ekonomi di kawasan Teluk.
Respon Internasional:
Invasi Irak ke Kuwait memicu kecaman internasional dan segera mendapatkan respons dari PBB. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 660, yang mengecam invasi dan meminta penarikan pasukan Irak dari Kuwait. Ketika Irak tidak mematuhi resolusi ini, Dewan Keamanan mengeluarkan Resolusi 678 pada 29 November 1990, yang memberikan batas waktu hingga 15 Januari 1991 untuk penarikan pasukan Irak sebelum tindakan militer diambil.
2. Operasi untuk Membebaskan Kuwait
Operasi Desert Shield:
Sebagai bagian dari persiapan untuk intervensi militer, koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat meluncurkan Operasi Desert Shield pada 7 Agustus 1990. Operasi ini melibatkan pengumpulan dan penempatan pasukan serta perlengkapan militer di Arab Saudi untuk melindungi negara tersebut dari kemungkinan invasi Irak.
Operasi Desert Storm:
Setelah batas waktu yang ditetapkan oleh PBB berlalu tanpa ada penarikan pasukan Irak dari Kuwait, koalisi internasional melancarkan serangan militer besar-besaran yang dikenal sebagai Operasi Desert Storm pada 17 Januari 1991. Operasi ini dimulai dengan serangan udara intensif yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer Irak dan kekuatan tempur.
3. Jalannya Pertempuran
Serangan Udara:
Serangan udara selama beberapa minggu pertama Operasi Desert Storm sangat efektif, menghancurkan sistem pertahanan Irak, pusat komando dan kontrol, serta infrastruktur militer dan ekonomi. Koalisi internasional, yang dipimpin oleh AS, menggunakan teknologi canggih seperti serangan presisi dan sistem peluru kendali.
Serangan Darat:
Pada 24 Februari 1991, koalisi internasional melancarkan serangan darat yang dikenal sebagai "Operasi Tempest" atau "Storm," yang melibatkan pasukan dari AS, Inggris, Prancis, Arab Saudi, dan negara-negara lain. Serangan darat ini dirancang untuk membebaskan Kuwait dan menghancurkan sisa-sisa pasukan Irak yang bertahan di wilayah tersebut.
Penarikan Pasukan Irak:
Setelah serangan darat dimulai, pasukan Irak menghadapi kekalahan cepat dan banyak yang melarikan diri dari Kuwait. Pada 28 Februari 1991, koalisi internasional mengumumkan gencatan senjata, dan Kuwait akhirnya dibebaskan dari pendudukan Irak.
4. Konsekuensi dan Dampak
Kerugian dan Kerusakan:
Perang Teluk Persia menyebabkan kerusakan signifikan di Kuwait, dengan banyak infrastruktur dan fasilitas industri yang hancur akibat serangan. Di Irak, banyak infrastruktur militer dan sipil juga hancur akibat serangan udara koalisi.
Krisis Kemanusiaan:
Konflik menyebabkan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut, dengan banyak warga sipil terpaksa mengungsi dan menghadapi kesulitan yang besar. Kebakaran sumur minyak yang dilakukan oleh pasukan Irak saat mundur mencemari lingkungan dan menciptakan bencana ekologis.
Sanksi dan Kontrol Internasional:
Setelah perang, PBB memberlakukan sanksi internasional terhadap Irak, termasuk pembatasan ekonomi dan militer. PBB juga menerapkan zona larangan terbang di utara dan selatan Irak untuk melindungi kelompok minoritas Kurdi dan Syiah.
Pengaruh Politik:
Perang Teluk Persia memperkuat posisi Amerika Serikat sebagai kekuatan global utama dan menguji kemampuan operasi militer modern dengan teknologi tinggi. Konflik ini juga mengarah pada ketegangan politik yang berkelanjutan di kawasan Teluk dan mempengaruhi kebijakan luar negeri negara-negara besar.
Kepemimpinan Saddam Hussein:
Meskipun kalah dalam perang, Saddam Hussein tetap berkuasa di Irak, meskipun dengan tekanan internasional yang berkelanjutan. Ketidakpuasan internal dan ketidakstabilan politik terus berlanjut, yang akhirnya mengarah pada Perang Irak 2003. Perang Teluk Persia adalah contoh utama dari intervensi internasional dalam konflik regional dan menunjukkan dampak teknologi militer modern dalam perang kontemporer.
Comments
Post a Comment