Sejarah Lengkap Perundingan Roem-Royen (14 April – 7 Mei 1949)

Perundingan Roem-Royen adalah perundingan antara Republik Indonesia dan Belanda yang berlangsung dari 14 April hingga 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Nama perundingan ini diambil dari dua negosiator utama: Mr. Mohammad Roem dari pihak Indonesia dan Dr. Jan Herman van Roijen dari pihak Belanda.
Latar Belakang
Setelah Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, Belanda menduduki Yogyakarta—ibu kota sementara Republik Indonesia—dan menawan para pemimpin Indonesia, termasuk Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Belanda kemudian mendirikan Pemerintah Federal Sementara untuk menggantikan Republik Indonesia. Namun, perlawanan rakyat dan tekanan internasional, terutama dari Dewan Keamanan PBB, memaksa Belanda untuk kembali ke meja perundingan.
Isi Perundingan
Pada 7 Mei 1949, perundingan mencapai kesepakatan dengan poin-poin utama sebagai berikut:
Penghentian Kegiatan Militer:
Pihak Indonesia: Menghentikan semua aktivitas gerilya.
Pihak Belanda: Menghentikan operasi militer dan membebaskan para pemimpin politik Indonesia yang ditahan.
Pengembalian Pemerintahan Republik Indonesia:
Pemerintah Republik Indonesia akan dikembalikan ke Yogyakarta.
Konferensi Meja Bundar (KMB):
Kedua belah pihak sepakat untuk berpartisipasi dalam KMB di Den Haag guna mempercepat penyerahan kedaulatan kepada Indonesia secara utuh.
Dampak dan Tindak Lanjut
Pengembalian Pemerintahan ke Yogyakarta:
Pada 6 Juli 1949, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta kembali ke Yogyakarta, menandai kembalinya pemerintahan Republik Indonesia.
Konferensi Meja Bundar (KMB):
KMB berlangsung dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, menghasilkan kesepakatan untuk penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949.
Kesimpulan
Perundingan Roem-Royen merupakan langkah penting dalam proses pengakuan kedaulatan Indonesia. Perundingan ini menunjukkan kemampuan diplomasi Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan di tengah tekanan internasional dan konflik bersenjata.
Comments
Post a Comment