Sejarah Lengkap Perang Korea
Perang Korea terjadi pada tahun 1950 hingga 1953, dan merupakan salah satu konflik besar pertama pada masa Perang Dingin. Akar dari perang ini berawal dari pembagian Korea menjadi dua wilayah setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada akhir Perang Dunia II tahun 1945. Wilayah utara Korea diduduki oleh Uni Soviet, sementara wilayah selatan diduduki oleh Amerika Serikat. Kedua pihak mendirikan pemerintahan masing-masing dengan ideologi yang bertolak belakang: Korea Utara berideologi komunis di bawah Kim Il-sung, dan Korea Selatan berideologi demokrasi di bawah Syngman Rhee.
Pada 25 Juni 1950, Korea Utara melancarkan serangan mendadak ke Korea Selatan dan berhasil merebut sebagian besar wilayahnya, termasuk ibu kota Seoul. Amerika Serikat, di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), segera mengirim pasukan untuk membantu Korea Selatan. Pasukan PBB yang dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur melakukan serangan balik dan berhasil mendorong pasukan Korea Utara hingga ke dekat perbatasan Cina.
Merasa terancam, Cina ikut campur dan mengirim ratusan ribu tentara untuk membantu Korea Utara. Hal ini membuat perang kembali berlarut-larut dan menyebabkan jutaan korban jiwa di kedua belah pihak. Setelah tiga tahun konflik yang sengit dan berdarah, kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata pada 27 Juli 1953, meskipun tidak pernah ada perjanjian damai resmi. Garis demarkasi militer ditetapkan di sekitar paralel ke-38, dan semenanjung Korea tetap terbagi menjadi dua negara hingga saat ini.
Perang Vietnam berlangsung lebih lama, yakni dari pertengahan 1950-an hingga 1975. Akar konflik ini juga berasal dari pembagian Vietnam menjadi dua negara setelah kolonialisme Prancis berakhir. Setelah Prancis dikalahkan dalam Pertempuran Dien Bien Phu pada tahun 1954, Perjanjian Jenewa menetapkan pembagian Vietnam menjadi dua bagian: Vietnam Utara yang komunis dipimpin oleh Ho Chi Minh, dan Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat serta negara-negara Barat.
Konflik bermula ketika Vietnam Utara berusaha menyatukan seluruh Vietnam di bawah kekuasaan komunis. Di sisi lain, Amerika Serikat melihat hal ini sebagai ancaman bagi kebijakan anti-komunis global mereka. Oleh karena itu, Amerika mulai mengirim penasihat militer dan kemudian pasukan tempur secara besar-besaran ke Vietnam Selatan, terutama sejak awal tahun 1960-an.
Perang Vietnam menjadi sangat kontroversial karena lamanya konflik, jumlah korban sipil yang tinggi, serta penggunaan senjata kimia seperti "Agent Orange". Pasukan Amerika mengalami kesulitan menghadapi taktik gerilya yang digunakan oleh pasukan Viet Cong (gerilyawan komunis di selatan yang didukung Vietnam Utara). Dukungan rakyat Amerika terhadap perang ini juga semakin menurun, terutama setelah terungkapnya berbagai kekejaman dan kebohongan pemerintah.
Pada tahun 1973, Amerika Serikat menarik pasukannya setelah penandatanganan Perjanjian Paris. Dua tahun kemudian, pada 30 April 1975, Vietnam Utara berhasil merebut Saigon (ibu kota Vietnam Selatan), dan seluruh wilayah Vietnam dipersatukan di bawah pemerintahan komunis.
Pada 25 Juni 1950, Korea Utara melancarkan serangan mendadak ke Korea Selatan dan berhasil merebut sebagian besar wilayahnya, termasuk ibu kota Seoul. Amerika Serikat, di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), segera mengirim pasukan untuk membantu Korea Selatan. Pasukan PBB yang dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur melakukan serangan balik dan berhasil mendorong pasukan Korea Utara hingga ke dekat perbatasan Cina.
Merasa terancam, Cina ikut campur dan mengirim ratusan ribu tentara untuk membantu Korea Utara. Hal ini membuat perang kembali berlarut-larut dan menyebabkan jutaan korban jiwa di kedua belah pihak. Setelah tiga tahun konflik yang sengit dan berdarah, kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata pada 27 Juli 1953, meskipun tidak pernah ada perjanjian damai resmi. Garis demarkasi militer ditetapkan di sekitar paralel ke-38, dan semenanjung Korea tetap terbagi menjadi dua negara hingga saat ini.
Sejarah Perang Vietnam
Perang Vietnam berlangsung lebih lama, yakni dari pertengahan 1950-an hingga 1975. Akar konflik ini juga berasal dari pembagian Vietnam menjadi dua negara setelah kolonialisme Prancis berakhir. Setelah Prancis dikalahkan dalam Pertempuran Dien Bien Phu pada tahun 1954, Perjanjian Jenewa menetapkan pembagian Vietnam menjadi dua bagian: Vietnam Utara yang komunis dipimpin oleh Ho Chi Minh, dan Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat serta negara-negara Barat.
Konflik bermula ketika Vietnam Utara berusaha menyatukan seluruh Vietnam di bawah kekuasaan komunis. Di sisi lain, Amerika Serikat melihat hal ini sebagai ancaman bagi kebijakan anti-komunis global mereka. Oleh karena itu, Amerika mulai mengirim penasihat militer dan kemudian pasukan tempur secara besar-besaran ke Vietnam Selatan, terutama sejak awal tahun 1960-an.
Perang Vietnam menjadi sangat kontroversial karena lamanya konflik, jumlah korban sipil yang tinggi, serta penggunaan senjata kimia seperti "Agent Orange". Pasukan Amerika mengalami kesulitan menghadapi taktik gerilya yang digunakan oleh pasukan Viet Cong (gerilyawan komunis di selatan yang didukung Vietnam Utara). Dukungan rakyat Amerika terhadap perang ini juga semakin menurun, terutama setelah terungkapnya berbagai kekejaman dan kebohongan pemerintah.
Pada tahun 1973, Amerika Serikat menarik pasukannya setelah penandatanganan Perjanjian Paris. Dua tahun kemudian, pada 30 April 1975, Vietnam Utara berhasil merebut Saigon (ibu kota Vietnam Selatan), dan seluruh wilayah Vietnam dipersatukan di bawah pemerintahan komunis.
Comments
Post a Comment