Sejarah Lengkap AS Roma: Kebanggaan Ibu Kota Italia



Sejarah Lengkap AS Roma: Kebanggaan Ibu Kota Italia


AS Roma, dengan nama lengkap Associazione Sportiva Roma, adalah salah satu klub sepak bola paling bersejarah dan berpengaruh di Italia. Berbasis di kota Roma, klub ini didirikan pada 22 Juli 1927 sebagai hasil penggabungan dari beberapa tim kecil di ibu kota. Dikenal dengan julukan “I Giallorossi” (Merah-Kuning), warna khas mereka merepresentasikan kota Roma itu sendiri. Klub ini telah membangun reputasi sebagai simbol semangat, kebanggaan lokal, dan perjuangan abadi.


Awal Berdiri dan Semangat Ibu Kota (1927–1940)


AS Roma didirikan atas dorongan pemimpin fasis Italo Foschi yang ingin menciptakan klub kuat dari Roma agar dapat bersaing dengan dominasi klub-klub dari Italia Utara seperti Juventus, Inter Milan, dan AC Milan. Klub ini terbentuk dari penggabungan Roman FC, Alba-Audace, dan Fortitudo-Pro Roma, yang masing-masing merupakan klub-klub kecil dari kota Roma.

Stadion pertama Roma adalah Campo Testaccio, yang menjadi tempat lahirnya atmosfer fanatik khas pendukung Roma. Dalam waktu singkat, Roma menjadi pesaing kuat di Serie A dan finis sebagai runner-up pada musim 1930–1931.


Scudetto Pertama dan Era Perang (1940–1950)


AS Roma berhasil meraih Scudetto pertamanya pada musim 1941–1942, di bawah pelatih Alfredo Foni dan berkat penampilan hebat dari Amedeo Amadei, yang menjadi legenda klub. Ini adalah gelar yang sangat berarti karena berhasil mematahkan dominasi klub dari utara pada masa sulit di tengah Perang Dunia II.

Setelah perang, klub mengalami masa-masa sulit dan nyaris terdegradasi beberapa kali. Namun, semangat tifosi Roma tetap menyala.


Stabilitas dan Bakat Lokal (1950–1970-an)


Masa ini ditandai dengan pembangunan skuad berbasis pemain lokal berbakat dan partisipasi dalam berbagai kompetisi Eropa. AS Roma meraih Coppa Italia pertama mereka pada 1964, dan menjadi juara Inter-Cities Fairs Cup 1960–1961 (cikal bakal Liga Europa). Roma juga menempati posisi runner-up Serie A beberapa kali, namun belum berhasil mengulangi kejayaan Scudetto.


Masa Keemasan di Era 1980-an


Era ini dianggap sebagai salah satu masa terbaik dalam sejarah AS Roma. Di bawah pelatih Nils Liedholm, dan dengan pemain-pemain seperti Bruno Conti, Falcão, Agostino Di Bartolomei, dan Roberto Pruzzo, Roma tampil gemilang.

Roma meraih Scudetto kedua pada musim 1982–1983 dan Coppa Italia di beberapa kesempatan. Puncaknya, Roma mencapai final Liga Champions 1984 (saat itu European Cup) yang diselenggarakan di kandang sendiri, Stadion Olimpico. Namun, mereka kalah dari Liverpool lewat adu penalti—kenangan pahit yang masih membekas di hati para tifosi.


Kebangkitan Era Francesco Totti (1990–2000-an)


Francesco Totti, sang "Pangeran Roma", memulai debutnya pada awal 1990-an dan segera menjadi simbol klub. Di bawah pelatih Fabio Capello, dan dengan pemain seperti Gabriel Batistuta, Vincenzo Montella, dan Cafu, Roma memenangkan Scudetto ketiga pada musim 2000–2001—gelar yang sangat dinantikan setelah penantian 18 tahun.

Totti menjadi kapten legendaris, pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub, dan ikon yang tak tergantikan. Sepanjang kariernya, ia menolak tawaran dari klub-klub besar lain dan setia bersama Roma hingga pensiun pada 2017.


Tantangan Finansial dan Dominasi Coppa Italia (2000–2010)


Meski gagal mengulang kesuksesan Scudetto, Roma tampil kuat di Coppa Italia dan berhasil menjuarai turnamen tersebut pada 2007 dan 2008, mengalahkan Inter Milan di final. Namun, masalah finansial dan manajemen menghambat pertumbuhan klub.

Di era ini pula rivalitas Derby della Capitale melawan Lazio mencapai tensi tinggi, menjadikan duel ini sebagai salah satu derby paling panas di Eropa.


Era Kepemilikan Amerika dan Perubahan Besar (2010–2020)


AS Roma memasuki era baru saat James Pallotta, pengusaha Amerika, mengambil alih klub. Ia membawa visi modernisasi, termasuk pembangunan stadion baru (meski belum terealisasi), dan merekrut pelatih top seperti Luis Enrique, Rudi Garcia, hingga Luciano Spalletti.

Roma tetap konsisten sebagai penantang papan atas Serie A dan mencetak prestasi dengan mencapai semifinal Liga Champions 2017–2018, setelah melakukan comeback legendaris melawan Barcelona di Olimpico dengan skor 3-0.


Era José Mourinho dan Gelar Eropa yang Tertunda (2021–Sekarang)


Pada 2021, Roma membuat gebrakan dengan menunjuk José Mourinho sebagai pelatih. Di bawah asuhannya, klub mulai bangkit dan menunjukkan performa solid.

Musim 2021–2022 menjadi sejarah baru: AS Roma memenangkan UEFA Europa Conference League, gelar Eropa perdana bagi klub—sebuah momen emosional yang sangat berarti bagi para tifosi.

Musim berikutnya, mereka mencapai final UEFA Europa League 2022–2023, namun kalah tipis dari Sevilla lewat adu penalti. Meskipun begitu, Mourinho membawa mental juara yang telah lama hilang dari ibu kota.


Penutup


AS Roma bukan hanya sekadar klub sepak bola—ia adalah lambang dari semangat rakyat Roma, kebanggaan lokal yang tetap menyala meski badai datang silih berganti. Dengan sejarah yang penuh warna, dari kejayaan era 1940-an hingga harapan baru di era Mourinho, AS Roma terus melangkah sebagai klub besar dengan identitas kuat dan basis suporter yang luar biasa setia.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Lengkap Gerakan Hak Sipil di Amerika Serikat (1950-an hingga 1960-an) - Perjuangan untuk hak-hak sipil dan pembebasan rasial

Sejarah Lengkap Perjanjian Versailles (1919) - Akhir Perang Dunia I dan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa

Sejarah Lengkap Nyi Roro Kidul - Ratu laut yang